Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Medan Area (UMA) baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada optimalisasi kelembagaan potensi kearifan lokal serta digitalisasi promosi di agrowisata Paloh Naga.
Kegiatan ini berlangsung di Dusun IV Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Tim PKM UMA terdiri dari Prof. Dr. Ir. Siti Mardiana, M.Si (Guru Besar Ilmu Pertanian), Marizha Nurcahyani, SP.,M.Si (Dosen Fakultas Pertanian), dan Dr. Dian Noviandri, ST, M.Kom (Dosen Fakultas Teknik), serta melibatkan mahasiswa agar mereka mendapatkan pengalaman di luar kampus.
“Kami menjalankan program ini selama tiga hari untuk mengoptimalkan manajemen kelembagaan petani di destinasi wisata ini, sekaligus meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola pertanian berkelanjutan,” ujar Prof. Siti Mardiana.
Menurut Prof. Siti Mardiana, pengabdian ini dilakukan di Desa Wisata Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, karena desa tersebut memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata yang terkenal dengan agrowisata Paloh Naga.
Agrowisata ini menawarkan daya tarik berupa pemandangan sawah luas dengan berbagai aktivitas wisata, seperti rumah produksi makanan tradisional, sanggar seni, pendidikan karakter, serta jalur tracking di sekitar objek wisata. Selain itu, Paloh Naga juga memiliki pasar tradisional yang menjadi daya tarik bagi pengunjung, di mana masyarakat lokal menjual makanan khas seperti getuk, dodol, dan pecel, serta souvenir buatan tangan seperti tas, gantungan kunci, dan dekorasi rumah dari kayu yang dibuat oleh penduduk setempat.
Namun, Prof. Siti Mardiana juga menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh pengelola agrowisata, BUMDes, dan para petani adalah fluktuasi jumlah pengunjung pasca-pandemi Covid-19. Hal ini terjadi karena manajemen dan kelembagaan usaha tani belum berjalan secara optimal dalam meningkatkan daya tarik dan peran pertanian di sektor wisata, serta rendahnya pemanfaatan teknologi digital untuk promosi.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkuat kelompok tani sebagai bagian dari BUMDes dan mengembangkan mereka sebagai pelaku utama dalam agrowisata. Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian, serta memperkenalkan teknologi informasi melalui website khusus Desa Wisata. Kemampuan pengelolaan website juga diajarkan kepada kelompok tani agar bisa dimanfaatkan sebagai media informasi. Diharapkan, program ini mampu mewujudkan kelompok tani yang tangguh dan mandiri, meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani, sekaligus memperkuat daya saing produk pertanian mereka.
Terkait dengan partisipasi mitra, mereka turut menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan FGD dan pelatihan. Mitra yang terlibat antara lain pengelola agrowisata, kelompok tani, serta keluarga-keluarga yang terlibat dalam operasional agrowisata.
Untuk memantau keberhasilan program PKM, tim melakukan monitoring dan pendampingan selama kegiatan berlangsung hingga semua aktivitas pengabdian selesai. Mahasiswa yang terlibat juga secara bergantian melakukan kunjungan rutin ke lokasi minimal sekali seminggu untuk melihat perkembangan. Proses evaluasi dilakukan dengan mengadakan tes awal (pre-test) kepada mitra seperti pengelola BUMDes, petani, dan masyarakat yang terlibat. Setelah kegiatan sosialisasi dan Bimtek selesai, tes akhir (post-test) dilakukan untuk melihat capaian dari program pengabdian ini. Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan PKM juga mendapatkan pengakuan SKS yang dapat dikonversi menjadi mata kuliah seperti Agritechnopreneurship, Manajemen Sistem Informasi Agribisnis, Jurnalisme Media Siaran Pertanian, Kelembagaan Pertanian, dan lainnya, sesuai dengan semester mereka.
Prof. Siti Mardiana menjelaskan bahwa selama tiga hari program ini berlangsung, kegiatan yang dilakukan meliputi pendampingan dan Bimtek untuk penguatan kelembagaan BUMDes, manajemen bisnis wisata, pelatihan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) di pertanaman padi, dan pelatihan penggunaan serta promosi digital melalui website agrowisatapalohnaga.com.
“Agrowisata Paloh Naga sebagai destinasi wisata berbasis alam dan pertanian harus mengadopsi transformasi digital untuk menjangkau lebih banyak wisatawan, meningkatkan eksposur, dan menciptakan pengalaman yang lebih baik,” ungkapnya. Ia berharap hasil akhir dari program ini adalah peningkatan jumlah pengunjung, penguatan brand agrowisata, dan partisipasi komunitas yang lebih besar.Sebagai bagian dari program, tim PKM juga mengadakan pelatihan content creator di Agrowisata Paloh Naga untuk melahirkan kreator muda yang inovatif, sehingga destinasi ini dapat lebih dikenal luas dan menarik perhatian wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
